Print this article
Review Artikel
Dalam perkembangannya, geostrategi global dunia mengenal konsep sea power yang ditulis oleh Mahan yang menekankan pada penguasaan laut untuk menguasai dunia dengan didukung sea power yang kuat tentunya. Kemudian muncul Mackinder yang mengemukakan konsep land power dimana konsep tersebut dikenal dengan heartland (pivot area). Siapa yang menguasai heartland akan menguasai dunia. Hal ini berseberangan dengan pendapat Mahan. Pada era selanjutnya, dengan ditemukannya pesawat terbang pertama kali oleh Wilbur dan Wright bersaudara tahun 1903 telah membuat dimensi baru dalam geostrategi dunia yaitu pandangan Seversky tentang air power. Pandangan tersebut mengacu pada bagaimana Amerika Serikat harus memperhatikan dan membangun air powernya yang akan mendukung nasional power AS sendiri. Untuk itu, makalah ini akan membahas pemikiran Seversky mengenai air power yang ia munculkan sebagai strategi penentu kemenangan dalam berperang. Selain itu, akan dibahas pula berbagai pandangan yang muncul mengenai air power ini, terutama di AS seperti conservative group, air isolationism, dan all-out group. Di bagian akhir akan dibahas mengenai paduan berbagai strategi global dunia yang didasarkan pada national power.
Pada tahun 1793-1815 adalah mememtum awal bagi Kapten Angkatan Laut AS Alfred Thayan Mahan memunculkan konsep sea power. Pada tahun tersebut terjadi suatu peristiwa perang antara Inggris dan Perancis, dimana dalam perang tersebut Mahan melihat peran dari British Royal Navy yang mengantarkan kemenangan bagi Inggris. Dari peristiwa tersebut, ia menulis dua buah buku yang dipublikasikan pada 1890, “The Influence of Sea Power Upon History, 1660-1783,” dan pada 1892, “The Influence of Sea Power on French Revolution, 1793-1812.” Buku tersebut sangat popular di Inggris yang pada masa itu mempunyai naval power yang kuat dan terbesar. Buah pemikiran
Namun, pada perkembangan berikutnya muncul Mackinder yang memunculkan konsep land power yang menekan pada daerah heartland (pivot area) yaitu Euroasia. Pada intinya, ia mengungkapkan bahwa siapa yang menguasai heartland akan menguasai dunia. Hal ini sangat bersebrangan dengan konsep sea power Mahan yang menekankan pada penguasaan atas lautan. Mackinder melihat heartland sebagai “pusat dunia” yang memiliki berbagai potensi dan harus bisa dikuasai oleh Inggris karena jika tidak demikian maka akan membahayakan dan mengancam posisi Inggris sebagai kekuatan besar ketika itu.
Selanjutnya, asumsi dari teori Mackinder seperti terhempas ketika Seversky mengungkapkan konsep air powernya. Teori air power yang diungkapkan oleh Seversky tak lepas dari Wilbur dan Orville Wright bersaudara kebangsaan AS pada 1903 menciptakan sebuah pesawat terbang pertama yang dapat terbang selama 12 detik di udara. Pada 1905, keduanya kemudian menyempurnakan pesawatnya hinggga dapat terbang selama 33 menit untuk jarak 36 km dan baru pada 1919 telah berhasil menyebrangi Lautan Atlantik yang jaraknya 7666 km. Dengan penemuan itu, menjadi langkah awal bagi Seversky melihat potensi air power yang sangat strategis bagi konflik-konflik di masa depan. Kemajuan teknologi di bidang pesawat telah mengantarkan era baru dalam peperangan dan kehidupan manusia.
Bagi Seversky, air power adalah kekuatan yang sangat “fleksibel” dan menjadi kekuatan utama yang memiliki sejumlah keunggulan dan keuntungan bagi siapa saja yang dapat membangunnya. Seversky memandang angkatan udara lebih baik dan memiliki keunggulan yang pasti dari pada angkatan darat dan angkatan laut. Ia percaya bahwa air power akan memberikan suatu supremasi udara bagi sebuah negara. Dengan supremasi tersebut, negara lain yang akan melintas wilayah udaranya harus meminta izin terlebih dahulu kepada negara yang memiliki supremasi udara tersebut. Oleh karena itu, ia menyarankan pada Amerika Serikat untuk lebih memperhatikan air power daripada army dan navy. Hal ini tak lepas dari kemajuan teknologi di AS sendiri yang dapat menyokong pembangunan air powernya. Dengan air power dan dukungan kemajuan teknologi tersebut memungkinkan AS dapat melakukan pengawasan dan menciptakan supremasi udara di wilayah lain. Seversky melihat bahwa potensi air power akn sangat besar dimiliki oleh AS dan Soviet serta Inggris yang berpotensi juga. Inilah yang disebut oleh Seversky sebagai age of intercontinental flight.
Teori air power Seversky ini kemudian memunculkan istilah airman yang identik dengan instrumen air power yaitu pesawat terbang (jika Mahan dengan sea powernya memunculkan istilah seaman dan Mackinder dengan heartlandnya memunculkan landman). Airman ini kemudian menjadi suatu global view yang direfleksikan oleh Seversky, untuk memepermudah memahaminya, melalui proyeksi kartografi Kutub Utara secara azimutal yang equidistan. Dalam proyeksi kartografi tersebut digambarkan pemetaan wilayah penguasaan udara Amerika Serikat dengan Uni Soviet serta suatu wilayah himpunan bagian diantara kedua wilayah tersebut yaitu area of decision yang oleh Seversky didefinisikan sebagai “the mastery of the air will be decided.” Dan juga ada suatu wilayah netral sebagai basis strategis kedua negara yaitu
Dalam proyeksi kartografi tersebut, wilayah jantung industri AS berada di
Dalam pandangan Seversky, ia menyarankan pada AS untuk menguasai dan mempertahankan daerah Rimland agar dapat melindungi wilayah air dominasinya di Amerika Latin sehingga Amerika Latin tidak jatuh ke tangan Soviet yang berideologi Komunis. Karena penguasaan wilayah air dominance Soviet di Afrika Tengah dan Timur tidak menutup kemungkinan akan pengaruh Soviet di wilayah air dominance AS terutama di Amerika Latin tersebut yang oleh Seversky disebut sebagai “US own backyard.” Selain itu, wilayah
Pandangan Seversky tersebut merefleksikan kembali konsep pertahanan Wertern Hemisphere yang menekankan hubungan Utara-Selatan daripada Barat-Timur. Dalam konteks air power ini, terkait dengan Western Hemisphere Defense (WHD), banyak pandangan mengenai konsep tersebut. Sejumlah orang AS memiliki berbagai pemikiran dan pandangan mengenai air power yang dikemukakan Seversky. Pertama, kelompok Air Isolationism yang menekankan pada revivalisasi WHD. Mereka percaya akan teknologi yang berbasiskan mesin-mesin daripada tenaga manusia, dan percaya akan keterampilan (know-how) yang dimiliki oleh warga AS. Kelompok kedua adalah All-Out yang menekankan pada air strategy yang erat kaitannya dengan ekonomi yaitu dollar (uang) dan manusia. Kelompok ketiga yaitu Conservatif yang menekankan pada kekuatan darat. Kelompok Konservatif ini menilai bahwa air power hanyalah untuk membantu land power dan perang-perang yang terjadi di darat. Hal ini karena tempat pembuat keputusan tetaplah berada di darat. Sementara itu, sea power berperan dalam mensuplai kebutuhan garis depan pertempuran di darat. Dan air power sendiri berperan sebagai penjaga keamanan jalur-jalur laut, melakukan pengintaian di atas udara, dan sebagi artileri jarak jauh untuk memegat gerakan musuh. Jadi, menurut kelompok ini “surface movement” sangatlah dominan. Selanjutnya kelompok keempat yaitu Air-First Moderate yang menekankan pada Strategic Air Force yang dilengkapi dengan bom nuklir. Strategi tersebut merupakan “the Great Deterrent” yang dapat mencegah terjadinya perang besar antar negara. Pandangan kelompok ini didasarkan pada pandangan Slessor. Menurut kelompok air-first moderate ini perang lokal dapat terjadi dimana angkatan darat lebih banyak berperan dalam perang lokal tersebut. Untuk itu, Slessor menyarankan bahwa perlu adanya angkatan darat dan angkatan laut serta angkatan semi-statis khusus atau milisi (wamil) yang dapat menciptakan pertahanan sipil dan lokal (local and civil defense). Slessor sangat pesimis terhadap pandangan Mackinder tentang heartland. Menurutnya heartland yang memiliki keunggulan dalam luas, letaknya di pusat, dan sulit untuk diakses secara darat merupakan ketidakuntungan bagi Soviet karena posisi heartland dapat diserang dari segala penjuru arah mata angin. Sehingga ini menjadi penting bagi kekuatan non-Komunis untuk menguasai dan mempertahankan posisinya di Rimland dan apa yang disebut Spykman sebagai “off-shore islands” seperti Inggris, Jepang, Afrika, dan Australia. Oleh karena itu, kelompok ini yakin akan keunggulan kecepatan pesawat terbang yang dilengkapi dengan senjata bom nuklir yang akan membawa sejumlah keuntungan bagi siapa saja yang membangunnya. Hal ini tak lepas dari perkembangan Aeronautika itu sendiri sejak zaman Wilbur dan Wright 1903. Era perang nuklir ini akan membuat sejumlah kota-kota di suatu negara akan sangat mudah dihancurkan dan terkontaminasi oleh radio aktif. Hal itu membuat heartland, rimland, land power, sea power memiliki signifikansi yang sangat kecil atau tidak diperhitungkan. Dari sini kemudian berkembanglah pesawat yang digunakan sebagai “Strategic Bombardment” yang dilengkapi dengan bom nuklir. Dari berbagai pandangan mengenai air power di AS tersebut akan berpengaruh pada suatu keputusan yang harus dibuat dalam menentukan alokasi sumber daya yang ada, tenaga manusia, basis lokasi industri yang menyokong air power, dan kebijakan terhadap negara-negara rimland dan Amerika Latin.
Dalam perkembangannya muncul permasalahan self-sufficiency and defensibility serta pertahanan melawan intercontinental bombardment yang terkait dengan perfect defense AS. Kenyataannya, Seversky melihat bahwa walaupun AS sangat tergantung pada sumber-sumber material strategis di luar Western Hemisphere tapi melalui penimbunan barang, eksplorasi, subsidisasi, dan penelitian-penelitian ilmiah dan keilmuaan, AS menjadi suatu negara yang sangat mandiri (self-sufficiency) atau negara yang dapat mencukupi kebutuhannya sendiri serta memiliki basis pertahanan yang kuat apabila kebijakan yang terkait dengan rimland dipertahankan guna melindungi daerah air dominancenya yaitu Amerika Latin yang dianggap US own backyard.
Seversky mengungkapkan bahwa jika ada dua pihak yang mempunyai perfect defense maka akan mencegah serangan-serangan diantara dua pihak tersebut. namun, kenyataannya tidak ada suatu negara pun yang memiliki perfect defense tersebut, walaupun pertahanannya kuat, sehingga diperlukan suatu tindakan dan serangan balasan (retaliasi) dengan melancarkan serangan udara antarbenua. Untuk itu, diperlukanb sebuah persiapan yang matang untuk membangun basis pertahanan tersebut dan strategi serta taktik dalam melakukan serangan balasan tersebut. strategi retaliasi tersebut dapat digunakan untuk preventive war, melakukan suatu agresi secara langsung terhadap musuh, atau jika musuh melintasi garis pertahanan negara–ini berarti menandakan suatu situasi negara sedang diserang oleh musuh.
Demikian pemikiran Seversky mengenai air power yang sangat berpengaruh di AS khususnya yang dijadikan strategi dalam militer. Menurutnya angkatan udara (air power) akan menjadi pola konflik di masa yang akan datang yang berpotensi pada national power suatu negara.
Composite View (Global Views of Politics and Strategy)
Pada dasarnya konsep strategi global dunia didasarkan pada konsep national power suatu negara. Entah konsep sea power, land power, maupun air power tak lepas dari national power suatu negara demi mencapai national interest mereka. Sehingga konsep-konsep tersebut sangat berpengaruh terhadap dinamika perang yang terjadi ketika itu dan setiap negara berusaha membangunnya dengan begitu hebatnya.
National power, di negara manapun, memiliki dua komponen yaitu “Inventori” dan “Strategi”. Setiap negara memiliki komponen Inventori tapi tidak semua negara memiliki komponen Strategi yang sama dan apa yang akan dilakukan dengan strategi tersebut. Komponen inventori, menurut Mackinder, disebut sebagai “Man Settling” dan komponen strategi disebut “Man Traveling”. Man Settling terdiri dari populasi suatu negara, budaya, dan material base. Sedangkan Man Traveling terdiri dari atmosfir, samudra dan kepulauan, Continental interior and peripheries, dan northern region. Setiap komponen tersebut sangat strategis bagi pengembangan air power, land power, dan sea power. Namun bisa menjadi sasaran yang empuk untuk dihancurkan seiring perkembangan aeronautika seperti yang diungkapkan Seversky dan Slessor. Ditambah lagi strategic bombardment yang telah ada dilengkapi dengan bom nuklir.
Jadi pada dasarnya Strategi dan Kebijakan Luar Negeri adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan yang saling menentukan sau sama lain. Dan keduanya tak lepas pula dari national power suatu negara yang dibangun untuk mencapai national interestnya.
0 comments:
Post a Comment