By: M. Edy Sentosa Jk.
Print this article
Konflik Arab-Israel merupakan suatu fenomena yang paling pelik dan panjang serta selalu menemukan kebuntuan dalam menyelesaikannya. Terbukti dengan situasi perdamaian di Timur Tengah masih diwarnai dengan perang dan konflik antara
Latar belakang historis konflik tersebut tak lepas dari keberadaan dua bangsa yaitu Arab dan Yahudi. Kehadiran pertama orang-orang yahudi di Palestina sekitar 1800 SM. Bangsa Yahudi ini merupakan keturunan Ishaq as. Kemudian, orang-orang Yahudi tersebut berhijrah ke Mesir. Namun, mereka kembali lagi ke Palestina di bawah panduan Musa as sekitar abad 12 SM. Keadaan mereka yang lemah dan terpecah-belah dapat dipersatukan oleh Talut dengan membentuk sebuah kerajaan sampai pada masa keemasan di zaman Sulaiman as. Atas dasar kerajaan
Sementara itu, menurut para ahli arkeologi modern menyatakan bahwa bangsa Mesir dan Bangsa Kanaan telah mendiami Palestina sejak masa-masa paling kuno sekitar 3000 SM hingga sekitar 1700 SM. Selanjutnya datang para penguasa-penguasa lain seperti bangsa Hyokos, Hittit, dan Filistin. Kemudian berturut-turut dikuasai oleh Assiria,
Usaha yang dilakukan Zionis/Yahudi untuk mendapatkan Palestina, yang akan dijadikan negara
Di lain pihak, klaim-klaim Yahudi atas negara Israel di Palestina didasarkan pada ikatan emosional dan religius mereka terhadap Palestina dalam sejarah kerajaan Sulaiman beberapa abad yang lalu. Klaim-klaim tersebut didukung dengan gerakan Zionisme Yahudi Internasional dan peristiwa Holocoust oleh Nazi Jerman yang dipimpin Hitler. Atas dasar itulah, menurut keyakinan mereka, orang-orang Yahudi berhak atas Palestina sebagai “national homeland” mereka.
Dari hal di atas, kemudian berkembang menjadi konflik dan perang terbuka di Arab melawan
Akar permasalahan konflik dan perang yang terjadi tersebut diatas ialah penolakan bangsa Arab[1] atas keberadaan Israel di Palestina yang akan mengakibatkan keamanan dan perdamaian serta stabilitas kawasan Timur Tengah akan terancam dan terganggu; sementara pihak Israel mengklaim bahwa mereka mempunyai hak atas Palestina. Selain itu, adanya prakarsa dan resolusi PBB mengenai partisi Palestina yang dibagi kedalam dua entitas bangsa yaitu Arab dan Yahudi (Israel)–dengan bentuk partisi itu akan didirikan dua entitas negara di atas wilayah Palestina yaitu negara Israel dan negara Palestina dengan batas negara sesuai dengan kesepakatan dan persetujuan “pihak-pihak yang berkepentingan”. Resolusi yang diajukan PBB tersebut ditolak oleh Arab sementara Yahudi menerimanya sebagai batu loncatan untuk rencana-rencana perluasan wilayah dan pendudukan kedepan. Hal ini terbukti dengan adanya ekspansi Israel ke Sinai, Mesir; Terusan Suez; Tepi Barat; Jalur Gaza; Jerussalem; Teluk Aqaba; Lebanon; Suriah; Aljazair. Hal inilah yang membuat prospek penyelesaian konflik Arab-Israel sampai sekarang belum pernah menemukan titik temu dan kesepakatan yang sesungguhnya. Apalagi konflik yang ada selain adanya masalah internal bangsa Arab sendiri juga dengan adanya intervensi asing yang memanfaatkan dan mengambil keuntungan dari konflik tersebut lebih-lebih intervensi PBB tidak memiliki pengaruh yang signifikan bagi resolusi konflik Arab-Israel yang hingga sekarang masih berkecamuk.
Menurut pendapat saya, Israel harus mundur dan menarik diri dari Palestina dan orang-orang Yahudi imigran harus kembali ke wilayah diaspora mereka masing-masing, dan kalau ingin tetap mendirikan sebuah negara dengan kerangka Zionis dan Holocoust dirikanlah di negar-negara yang selama ini mendukung keberadaan dan berdirinya negara Israel tersebut, sepeti Jerman karena peristiwa Holocoustnya oleh Nazi, Amerika Serikat yang selama ini sangat getol mendukung segala aksi Israel di Arab dan dimana para elit Yahudi-Amerika memiliki lobi yang kuat di AS, Inggris, Perancis, serta Italia. Dan biarlah rakyat Palestina menetukan nasibnya sendiri yaitu berdirinya Negara Palestina yang selama ini mereka ingin wujudkan. Sehingga keamanan, perdamaian, dan stabilitas kawasan Timur Tengah dapat terjamin dan tidak ada pihak yang dirugikan.
[1] Yang ditolak dan ditentang oleh bangsa Palestina khususnya dan Arab umumnya adalah negara Yahudi yang didirikan di atas tanah Palestina, bukan hak orang-orang Yahudi sebagai suatu bangsa.
0 comments:
Post a Comment