.
.
.
.
.

Karakter Bisnis Minyak di Timur Tengah

Posted by Edy Jayakarya

By: M. Edy Sentosa Jk.

print this page Print this article

Timur tengah merupakan kawasan yang selalu dilanda konflik baik konflik internal maupun regional negara dalam kawasan tersebut. Tak heran kondisi seperti itu mempengaruhi karakter bisnis yang dilakukan. Kawasan yang diketahui sebagai wilayah yang memiliki cadangan minyak terbesar di dunia – minyak merupakan komoditas utama sebagai penyumbang terbesar bagi sumber pendapatan negara dalam kawasan tersebut – dengan kualitas terbaik yang masih diakui ternyata memiliki sejumlah spekulasi dalam berinvestasi khususnya investasi eksplorasi dan eksploitasi minyak. Kondisi ini megakibatkan investasi yang dilakukan sangat murah karena beberapa kemudahan yang didapatkan dalam hal eksplorasi serta eksploitasi minyak. Beban biaya yang dikeluarkan sebagai aset dan instalasi dalam pemanfaatan minyak tidak terlalu besar. Namun, ada beban lain yang harus dikeluarkan dalam menjaga aset/instalasi bisnis di Timur Tengah, yaitu expense of security yang sangat rentan, dan ini membuat sejumlah investor ragu akan keberlangsungan bisnis dan aset mereka di sana. Tak heran bila suatu ketika terjadi perang antar negara dikawasan tersebut berakibat pada eksistensi ladang-ladang minyak yang ada. Sehingga pihak investor sangat sensitif terhadap isu security yang melanda Timur Tengah. Untuk itu, walaupun biaya yang dikeluarkan tidak cukup besar namun biaya keamanan akan aset bisnis dan kelangsungan usaha sangatlah rawan, tidak seperti pengeksplorasian dan pengeboran minyak yang dilakukan di kawasan laut lepas ataupun di negara dengan stabilitas politik yang kondusif.

Selain itu, dalam masyarakat Timur Tengah, budaya dan agama sering dipandang sebagai salah satu faktor yang berpengaruh dalam membentuk karakter bisnis di sana. Istilah-istilah seperti fundamentalisme agama, dalam hal ini Islam, biasa dipakai intelektual-intelektual barat untuk merepresentasikan fenomena Timur Tengah. Istilah-istilah tersebut memperkuat konsep Timur Tengah sebagai fenomena yang eksotik, unik dan sulit dipahami oleh Barat. Tidak ada “agama dunia ketiga” yang lain yang direpresentasikan di dunia barat layaknya di Timur Tengah. Untuk itu, nilai-nilai agama Islam tak dapat dilepaskan dalam melakukan bisnis dengan orang-orang Timur Tengah. Apabila isu-isu sensitif agama disinggung maka implikasi-implikasinya dapat meluas ke arah aktifitas bisnis yang ada. Seperti peristiwa Perang Arab-Israel yang telah membuat Mesir menasionalisasi Terusan Suez, sehingga berakibat pada terganggunya jalur perdagangan yang melewati terusan tersebut.


0 comments:

.
|*|:::...Thank for Your Visiting...:::|*|:::...Gracias por Su Visita...:::|*|:::...Danke für Ihren Besuch...:::|*|:::...Dank voor Uw Bezoek...:::|*|:::...Merci pour votre visite...:::|*|:::...Grazie per la Vostra Visita...:::|*|:::...Agradeço a Sua Visita...:::|*|:::...Için Tesekkür Senin Konuk...:::|*|:::...شكرا لجهودكم الزائرين...:::|*|:::...Спасибо за Ваш визит...:::|*|:::...Подякуйте за ваш відвідуючий...:::|*|:::...Terima Kasih Atas Kunjungan Anda...:::|*|:::...|* [Copyright © 2008 M. Edy Sentosa Jk. on http://theglobalgenerations.blogspot.com]*|...:::|*|
.
.